Jakarta – Layanan ferry jarak jauh (LDF) di lintasan penyeberangan Jangkar (Situbondo)-Lembar (Nusa Tenggara Barat) terus meningkatkan kelancaran konektivitas dan sektor logistik, serta terus mendorong perekonomian wilayah Jawa-Lombok.
Mengacu pada Surat Direktur Transportasi SDP perihal Pemberitahuan Pengalihan Pelayanan Tujuan Pelabuhan Lembar (NTB) dari sebelumnya Ketapang-Lembar selama periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023/2024, maka ditetapkan layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar resmi beroperasi secara permanen mulai 7 Januari 2024.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan kesiapan dalam mendukung pengalihan layanan penyeberangan Jangkar-Lembar. Pengalihan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kepadatan, kelancaran trafik dan mengurangi beban jalan akibat kendaraan angkutan barang yang melewati jalan nasional serta kawasan wisata yang berada pada Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi. Selain itu juga sebagai langkah antisipasi bangkitan ekonomi yang berpotensi akan meningkat dengan signifikan menyusul telah tersambungnya akses Tol Purbowangi.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengungkapkan pengoperasian Jangkar-Lembar secara permanen tersebut diambil dengan mempertimbangkan berbagai analisa manfaat mulai dari aspek regulasi & government, aspek ekonomi & lingkungan, aspek operasional & pelayanan, aspek keselamatan (safety), aspek konsumen, aspek bisnis (usaha) dan aspek kesisteman.
“Terbukti dengan pengoperasian layanan penyeberangan di lintas Jangkar-Lembar menciptakan pola operasional yang jauh lebih lancar & seamless baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Pelabuhan Jangkar,” ucap Shelvy dalam keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).
Diungkapkan, lintas Jangkar – Lembar yang beroperasi bulan Desember pada saat Angkutan Nataru kemarin, menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi. Realisasi data produksi di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar selama periode 7 – 17 Januari 2024, dapat diketahui bahwa komposisi muatan didominasi oleh kendaraan logistik yakni sejumlah 82,6% (381 unit) yang diikuti oleh Kendaraan Roda 4 sebesar 7,8% (36 unit), Roda 2 sebesar 9,1% (42 unit), dan Bus sebesar 0,4% (2 unit).
Maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar, Situbondo adalah 40 Ton dimana hal ini tentunya juga mendukung program pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan Over Dimension Over Loading (ODOL).
“Dengan dioperasikannya layanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini menambah kapasitas (daya tampung) Pelabuhan Ketapang dan kapasitas (daya tampung) Jangkar-Lembar. Selain itu pola operasional & pelayanan di pelabuhan dan angkutan penyeberangan menjadi semakin efektif, terukur, lancar, dan selamat (seamless),” tambahnya.
Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam Surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar adalah KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya, dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.
Selain itu regulator tengah mempersiapkan 6 (enam) kapal lainnya untuk membantu operasional & pelayanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar. ASDP juga akan mengoperasikan KMP Jatra II di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini yang memberikan pengaruh besar dalam mendukung kesuksesan kelancaran operasi Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Lintas Ketapang-Gilimanuk.
Pelabuhan Jangkar, Situbondo memiliki jarak kurang lebih 65 Kilometer (dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit) dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional lintas penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.
Dengan hadirnya lintasan penyeberangan jarak jauh Jangkar-Lembar ini menunjukkan bahwa ASDP tidak hanya menjadi pelopor penghubung antarprovinsi lintas pulau, namun juga berperan dalam membangun ekonomi daerah & nasional serta mempercepat arus pendistribusian logistik terutama bahan kebutuhan pokok ke seluruh wilayah di Indonesia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesian National Ferry Owner Association (DPP INFA) J.A Barata mengatakan bahwa pihaknya mendukung optimalisasi layanan ferry dari Jangkar-Situbondo menuju Lembar, NTB. “Ini kan sebagai dukungan terhadap komitmen Pemerintah yang terus mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional, pengembangan kawasan wisata, dan juga peningkatan ekonomi di kedua wilayah Provinsi tersebut,” ujarnya.
Namun demikian, Barata berharap agar level of service di Pelabuhan Jangkar juga dapat terus ditingkatkan, khususnya demi terpenuhinya kelancaran, ketertiban dan keselamatan dalam pelayanan penyeberangan yang diberikan, termasuk oleh seluruh operator kapal yang melayani. “Perlu dijaga juga pelayanan di lapangan, terutama konsisten pengaturan first in first out kendaraan. Ini penting supaya tidak ada yang namanya antrean ataupun kepadatan yang terjadi di pelabuhan. Jika muatan siap, dan kapal siap, segera berangkat. Maka, layanan dapat berjalan lancar dan tepat jadwal,” tuturnya.
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Sumatera IB Ilham Malik mengungkapkan bahwa pengalihan layanan dari Ketapang – Lembar menjadi Jangkar – Lembar dapat memberikan keuntungan bagi berbagai pihak. “Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya perubahan layanan operasional tersebut, khususnya untuk kendaraan angkut logistik yang dari jalur utara dimana transport cost diharapkan menjadi jauh lebih murah dengan menghemat penggunaan bbm, kerusakan ban, dan biaya tambahan lainnya,” ujarnya.
Ilham juga menyoroti bahwa hal ini dapat mengurangi beban pelabuhan yang biasanya mengalami mix traffic, dimana terdapat beberapa kendaraan yang mampu memicu terjadinya antrean di pelabuhan. “Dengan adanya pengalihan layanan tujuan NTB yang didominasi kendaraan logistik melalui Jangkar, maka layanan di Pelabuhan penyeberangan Ketapang bisa difokuskan untuk kendaraan kecil penumpang,” ujarnya.
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7150382/lintas-penyeberangan-jawa-lombok-bikin-logistik-makin-moncer-begini-datanya