Bisnis.com, JAKARTA – Agros berupaya menekan biaya logistik Indonesia yang masih tinggi dengan melakukan digitalisasi pada muatan berat. CEO Agros, Arman Solichin mengatakan biaya logistik nasional saat ini masih sekitar 14% yang ditargetkan bisa susut hingga 9% pada 2045 seiring dengan Visi Indonesia Emas 2045. Adapun, lanjutnya, beberapa penyebab tingginya biaya logistik antara lain, infrastruktur jalur logistik yang kurang memadai, kemacetan, hingga kelebihan dimensi dan muatan (Over Dimension Overload/ ODOL).
Dia menilai logistik muatan berat memiliki permasalahan yang lebih kompleks. “Perlu adanya penyederhanaan rantai dan biaya logistik melalui digitalisasi,” kata Arman dalam keterangannya, Jumat (4/10/2024). Dia menjelaskan Agros membuat sistem dokumentasi logistik terutama trucking di jalur darat menjadi terstruktur. Kemudahan menyimpan data menjadikan pemilik bisnis lebih mudah dalam melakukan efisiensi operasional. Saat ini, lanjutnya, Agros sudah memiliki ekosistem digital yang tersimplikasi dalam sebuah aplikasi bernama Agros Partner & Agros Shipper.
Hal ini dibuat untuk memudahkan kebutuhan pelaku usaha dengan segala latar belakang dan kebutuhan transaksi yang sudah dibuat sesederhana mungkin dan sesuai dengan kondisi logistik saat ini. Arman menjelaskan, Agros kini menawarkan kemudahan penggunaan melalui website dan aplikasi mobile, agar dapat mempercepat operasional dan memangkas waktu untuk meningkatkan efisiensi.
Agros juga menjaga keamanan data pengguna dan kemudahan transaksi digital tanpa melalui pihak ketiga. Terlebih, isu big data juga menjadi salah satu hal yang sangat disoroti. Dia menjelaskan perusahaan telah mendapatkan 1000 Kerabat Transporter baru yang siap ikut serta dalam pengembangan logistik digital, terutama daerah terpencil.
Sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20241004/98/1804937/digitalisasi-muatan-berat-dinilai-bisa-tekan-biaya-logistik-ri