Jakarta – Pengembangan Pelabuhan Patimban dinilai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Khususnya, di daerah Jakarta Utara dekat pelabuhan.
Airlangga mengatakan Pelabuhan Internasional Patimban dapat membantu mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta dengan adanya pembagian arus lalu lintas kendaraan yang langsung ke arah Patimban. Kemacetan bisa berkurang karena posisi pelabuhan dengan investasi pembangunan Rp 43,22 triliun ini mendekatkan pusat industri menuju ke layanan pelabuhan.
Selama ini hampir semua kawasan industri di barat Pulau Jawa menggunakan Pelabuhan Internasional Tanjung Priok untuk melakukan pengiriman barang. Karena banyaknya lalu lintas truk barang, hal ini menimbulkan kemacetan di kawasan Jakarta Utara.
“Jadi harapannya, koridor utara Jawa akan lebih efisien dengan adanya pelabuhan ini, sekaligus membantu traffic di Jakarta tidak terlalu macet,” kata Airlangga dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).
Airlangga juga bicara soal ada proposal PSN Kawasan Industri di Jawa Barat yang berfokus pada produksi semi konduktor, elektronika, dan petrokimia dengan nilai investasi keseluruhan mencapai Rp 169,5 triliun. Kawasan industri ini akan bisa didukung penuh oleh Pelabuhan Internasional Patimban untuk urusan logistiknya.
Sejauh ini Pelabuhan Internasional itu masih terus dikembangkan. Di Patimban sudah ada terminal bongkar muat mobil yang telah melakukan pelayanan untuk ratusan ribu mobil selama Desember 2021 hingga Desember 2023.
Totalnya, Pelabuhan Internasional Patimban telah memberikan pelayanan aktivitas bongkar muat domestik sebanyak 184.948 CBU (Completely Build Up) dan untuk bongkar muat internasional sebanyak 268.968 CBU, yang terdiri dari bongkar muat car terminal serta layanan terhadap 20 kapal multipurpose.
“Investasinya besar. Sayang kalau tidak dioptimalkan secara maksimal. Pelabuhan Patimban harus didorong menjadi world class terminal,” papar Airlangga.
Airlangga juga menjelaskan bahwa Pelabuhan Patimban memberikan dampak signifikan pada Kawasan Metropolitan Rebana yang meliputi tujuh kabupaten atau kota, yaitu Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Kota Cirebon.
Kawasan Rebana diestimasikan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian mencapai 7,16%, membuka peluang terciptanya 4,39 juta lapangan pekerjaan, serta peningkatan investasi sebesar 7,77%.
Pembangunan pelabuhan seluas 369 hektar tersebut juga didukung dengan pembangunan Jalan Tol Akses Patimban untuk memudahkan akses pengguna pelabuhan.
Total biaya investasi jalan tol itu mencapai sebesar Rp 5,02 triliun. Proses konstruksi Jalan Tol Akses Patimban dimulai pada awal tahun ini. Jalan tol itu memiliki panjang 37,05 km yang terdiri dari 22,94 km porsi Pemerintah dan 14,11 km porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Pelabuhan Internasional Patimban merupakan upaya perumusan solusi bagi pembangunan nasional ke depan dan tertuang sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2016 tentang Penetapan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
“Dengan adanya PSN Pelabuhan Internasional Patimban dan Jalan Tol Akses Patimban, serta rencana pembangunan hinterland melalui Kawasan Industri Patimban diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik di Indonesia sehingga memperkuat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing di kancah internasional,” papar Airlangga.
Sumber : https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7158457/airlangga-bilang-pelabuhan-patimban-bisa-kurangi-macet-jakarta-kenapa